-Asal Mula Telaga Sarangan Magetan-
Kali ini Admin akan share mengenai asal mula telaga sarangan. Pasti sobat sudah pernah rekreasi ke telaga ini. Kalo sobat belum tau, telaga sarangan adalah telaga yang terletak di kota admin sob yaitu di kota Magetan jawa timur, tepatnya di lereng gunung lawu . langsung aja sob, simak asal mula telaga ini. Cekidot...
Kyai Pasir dan Nyai Pasir
adalah pasangan suami isteri yang hidup di hutan Gunung Lawu. Mereka tinggal di
sebuah rumah (pondok) di lereng hutan Gunung Lawu sebelah Timur. Pondok itu
dibuat dari kayu hutan dan beratapkan dedaunan. Dengan pondok yang sangat
sederhana ini keduanya sudah merasa sangat aman serta tidak takut akan bahaya
yang menimpanya, seperti gangguan binatang buas dan sebagainya. Lebih-lebih
mereka telah lama hidup di hutan tersebut sehingga paham terhadap situasi
lingkungan sekitar dan pasti dapat mengatasi segala gangguan yang mungkin akan
menimpa dirinya.
Pada suatu hari pergilah Kyai Pasir ke hutan
dengan maksud bertanam sesuatu di ladangnya, sebagai mata pencaharian untuk
hidup sehari-hari. Oleh karena ladang yang akan ditanami banyak pohon-pohon
besar, Kyai Pasir terlebih dahulu menebang beberapa pohon besar itu satu demi
satu. Tiba-tiba Kyai Pasir terkejut karena mengetahui sebutir telur
terletak di bawah salah sebuah pohon yang hendak ditebangnya. Diamat-amatinya
telur itu sejenak sambil bertanya di dalam hatinya, telur apa gerangan yang
ditemukan itu. Padahal di sekitarnya tidak tampak binatang unggas seekorpun
yang biasa bertelur. Tanpa berpikir panjang lagi, Kyai Pasir segera pulang
membawa telur itu lalu diberikan kepada isterinya.
Kyai Pasir menceritakan ke Nyai Pasir awal pertamanya
menemukan telur itu, sampai ia bawa pulang. Akhirnya kedua suami isteri itu
sepakat, telur temuan itu direbus. Setelah masak, separo telur rebus itu
diberikan Nyai Pasir kepada suaminya, lalu telur itupun segera
dimakan oleh Kyai Pasir dengan lahapnya. Setelah makan, kemudian Kyai Pasir
berangkat lagi keladang untuk meneruskan pekerjaan menebang pohon dan bertanam.
Dalam perjalanan kembali ke ladang, Kyai Pasir masih
merasakan nikmat telur yang baru saja dimakannya. Namun setelah tiba di ladang,
badannya terasa panas, kaku serta sakit sekali. Mata berkunang-kunang, keringat
dingin keluar membasahi sekujur tubuhnya. Derita ini datangnya secara
tiba-tiba, sehingga Kyai Pasir tidak mampu menahan sakit itu dan akhirnya rebah
ke tanah. Kyai Pasir dalam kebingungan sebab sekujur badannya kaku serta
sakit bukan kepalang, dalam keadaan yang sangat kritis ini Kyai Pasir
berguling-guling di tanah, kesana kemari dengan dahsyatnya, Gaib menimpa Kyai
Pasir, tiba-tiba badanya berubah wujud menjadi ular naga yang besar, bersungut,
berjampang sangat menakutkan. Ular Naga itu berguling kesana kemari tanpa
henti-hentinya.
Alkisah, Nyai Pasir yang tinggal di rumah dan juga
makan separo dari telur yang direbus tadi, dengan tiba-tiba mengalami nasib
sama sebagaimana yang dialami suaminya Kyai Pasir. Sekujur badannya menjadi
sakit, kaku dan panas bukan main. Nyai Pasir menjadi kebingungan, lari kesana
kemari, tak karuan dan tidak tau apa yang harus dilakukan.
Karena derita yang disandang ini akhirnya Nyai Pasir
lari ke ladang bermaksud menemui suaminya untuk minta pertolongan. Tetapi apa
yang dijumpai, bukannya Kyai Pasir, melainkan seekor ular naga yang besar
sekali juga menakutkan. Melihat ular naga yang besar itu Nyai Pasir terkejut
dan takut bukan kepalang. Tetapi karena sakit yang disandangnya semakin parah,
Nyai Pasir tidak mampu lagi bertahan dan rebahlah ke tanah. Nyai Pasir
mangalami nasib gaib yang sama seperti yang dialami suaminya. Begitu ia rebah
ke tanah, badannya berubah wujud menjadi seekor ular naga yang besar,
bersungut, berjampang, giginya panjang dan runcing sangat mengerikan. Kedua
naga itu akhirnya berguling-guling kesana kemari, bergeliat-geliat di tanah
ladang itu, menyebabkan tanah tempat kedua naga berguling-guling itu menjadi
berserakan dan bercekung-cekung seperti dikeduk-keduk. Cekungan itu makin lama
makin luas dan dalam, sementara kedua naga besar itu juga semakin dahsyat pula
berguling-guling, namun tiba-tiba dari dalam cekungan tanah yang dalam serta
luas itu menyembur air yang besar memancar kemana-mana. Dalam waktu sekejap
saja, cekungan itu sudah penuh dengan air dan ladang Kyai Pasir berubah wujud
mejadi kolam besar yang disebut Telaga. Telaga inilah yang oleh
masyarakat setempat terdahulu dinamakan Telaga Pasir, karena telaga ini
terwujud disebabkan oleh ulah Kyai Pasir dan Nyai Pasir.
Sekian dari admin sob, semoga bermanfaat. Terima Kasih