-Makna Sabar-
Makna Sabar
Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab,
dan sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Asal katanya adalah
"Shobaro", yang membentuk infinitif (masdar) menjadi
"shabran". Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah.
Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur'an:
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang
menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan
janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan
kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami
lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah
keadaannya itu melewati batas. (QS. Al-Kahfi/ 18 : 28)
Perintah untuk bersabar pada ayat di atas, adalah untuk
menahan diri dari keingingan ‘keluar’ dari komunitas orang-orang yang menyeru
Rab nya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus
juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan
orang-orang yang lalai dari mengingat Allah SWT.
Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah:
Menahan diri dari sifat kegeundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari
keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.
Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan
bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada
juga dikemukakan oleh Imam al-Khowas, bahwa sabar adalah refleksi keteguhan
untuk merealisasikan al-Qur'an dan sunnah. Sehingga sesungguhnya sabar tidak
identik dengan kepasrahan dan ketidak mampuan. Justru orang yang seperti ini
memiliki indikasi adanya ketidak sabaran untuk merubah kondisi yang ada,
ketidak sabaran untuk berusaha, ketidak sabaran untuk berjuang dan lain
sebagainya.
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk sabar ketika
berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya
adalah menggunakan senjata (perang). Artinya untuk berbuat seperti itu perlu
kesabaran untuk mengeyampingkan keiinginan jiwanya yang menginginkan rasa
santai, bermalas-malasan dan lain sebagainya. Sabar dalam jihad juga berarti
keteguhan untuk menghadapi musuh, serta tidak lari dari medan peperangan. Orang
yang lari dari medan peperangan karena takut, adalah salah satu indikasi tidak
sabar.
Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Qur'an
Dalam al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang berbicara
mengenai kesabaran. Jika ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103 kali
disebut dalam al-Qur'an, kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar; baik
berbentuk isim maupun fi'ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi
perhatian Allah SWT, yang Allah tekankan kepada hamba-hamba-Nya. Dari ayat-ayat
yang ada, para ulama mengklasifikasikan sabar dalam al-Qur'an menjadi beberapa
macam;
1. Sabar merupakan perintah Allah SWT. Hal ini sebagaimana
yang terdapat dalam QS.2: 153: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah
pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar."
Ayat-ayat lainnya yang serupa mengenai perintah untuk bersabar
sangat banyak terdapat dalam Al-Qur'an. Diantaranya adalah dalam QS.3: 200, 16:
127, 8: 46, 10:109, 11: 115 dsb.
2. Larangan isti'ja l(tergesa-gesa/ tidak sabar), sebagaimana
yang Allah firmankan (QS. Al-Ahqaf/ 46: 35): "Maka bersabarlah kamu
seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan
janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…"
3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar, sebagaimana yang
terdapat dalam QS. 2: 177: "…dan orang-orang yang bersabar dalam
kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang
benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa."
4. Allah SWT akan mencintai orang-orang yang sabar. Dalam surat Ali Imran (3:
146) Allah SWT berfirman : "Dan Allah mencintai orang-orang yang
sabar."
5. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya
Allah SWT senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah berfirman
(QS. 8: 46) ; "Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta
orang-orang yang sabar."
6. Mendapatkan pahala surga dari Allah. Allah mengatakan dalam
al-Qur'an (13: 23 - 24); "(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya
bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya
dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari
semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun `alaikum bima shabartum"
(keselamatan bagi kalian, atas kesabaran yang kalian lakukan). Maka alangkah
baiknya tempat kesudahan itu."
Inilah diantara gambaran Al-Qur'an mengenai kesabaran.
Gembaran-gambaran lain mengenai hal yang sama, masih sangat banyak, dan dapat
kita temukan pada buku-buku yang secara khusus membahas mengenai kesabaran.
Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam Hadits.
Sebagaimana dalam al-Qur'an, dalam hadits juga banyak sekali sabda-sabda
Rasulullah SAW yang menggambarkan mengenai kesabaran. Dalam kitab Riyadhus
Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara
garis besar, hadits-hadits tersebut menggambarkan kesabaran sebagai berikut;
1. Kesabaran merupakan "dhiya' " (cahaya yang amat terang). Karena
dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah
SAW mengungkapkan, "…dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…"
(HR. Muslim)
2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan
dilatih secara optimal. Rasulullah SAW pernah menggambarkan: "…barang
siapa yang mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan
menjadikannya seorang yang sabar…" (HR. Bukhari)
3. Kesabaran merupakan anugrah Allah yang paling baik.
Rasulullah SAW mengatakan, "…dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu
yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran." (Muttafaqun Alaih)
4. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang
mu'min, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; "Sungguh
menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik.
Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal
tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau
kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik
baginya." (HR. Muslim)
5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Dalam
sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman, "Apabila Aku
menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian diabersabar, maka aku gantikan
surga baginya." (HR. Bukhari)
6. Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas'ud dalam sebuah
riwayat pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas'ud berkata"Seakan-akan
aku memandang Rasulullah SAW menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli
oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari wajahnya seraya
berkata, 'Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak
mengetahui." (HR. Bukhari)
7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah SAW
pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa
Rasulullah SAW bersabda,"Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat,
namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah."
(HR. Bukhari)
8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah SAW menggambarkan dalam sebuah
haditsnya; Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullan SAW bersabda, "Tidaklah
seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya
dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan
menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut." (HR. Bukhari & Muslim)
9. Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang tidak boleh putus asa
hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa
hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik
baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah SAW mengatakan; Dari Anas
bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah salah seorang
diantara kalian mengangan-angankan datangnya kematian karena musibah yang
menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa,
'Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik unttukku. Dan
wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku." (HR. Bukhari Muslim)
Bentuk-Bentuk Kesabaran
Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga hal; sabar dalam
ketaatan kepada Allah, sabar untuk meninggalkan kemaksiatan dan sabar
menghadapi ujian dari Allah:
1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah. Merealisasikan ketaatan
kepada Allah, membutuhkan kesabaran, karena secara tabiatnya, jiwa manusia
enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya,
terdapat tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk sabar. Pertama karena
malas, seperti dalam melakukan ibadah shalat. Kedua karena bakhil (kikir),
seperti menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena keduanya, (malas dan kikir),
seperti haji dan jihad.
Kemudian untuk dapat merealisasikan kesabaran dalam ketaatan
kepada Allah diperlukan beberapa hal,
(1) Dalam kondisi sebelum melakukan ibadah berupa memperbaiki niat, yaitu
kikhlasan. Ikhlas merupakan kesabaran menghadapi duri-duri riya'.
(2) Kondisi ketika melaksanakan ibadah, agar jangan sampai melupakan Allah di
tengah melaksanakan ibadah tersebut, tidak malas dalam merealisasikan adab dan
sunah-sunahnya.
(3) Kondisi ketika telah selesai melaksanakan ibadah, yaitu untuk tidak
membicarakan ibadah yang telah dilakukannya supaya diketahui atau dipuji orang
lain.
2. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan
kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar, terutama pada kemaksiatan
yang sangat mudah untuk dilakukan, seperti ghibah (baca; ngerumpi), dusta,
memandang sesuatu yang haram dsb. Karena kecendrungan jiwa insan, suka pada
hal-hal yang buruk dan "menyenangkan". Dan perbuatan maksiat identik
dengan hal-hal yang "menyenangkan".
3. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah, seperti
mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi ataupun inmateri; misalnya
kehilangan harta, kehilangan orang yang dicintai dsb.
Aspek-Aspek Kesabaran sebagaimana yang Digambarkan
dalam Hadits
Dalam hadits-hadits Rasulullah SAW, terdapat beberapa hadits yang secara
spesifik menggambarkan aspek-aspek ataupun kondisi-kondisi seseroang diharuskan
untuk bersabar. Meskipun aspek-aspek tersebut bukan merupakan ‘pembatasan’ pada
bidang-bidang kesabaran, melainkan hanya sebagai contoh dan penekanan yang
memiliki nilai motivasi untuk lebih bersabar dalam menghadapi berbagai
permasalahan lainnya. Diantara kondisi-kondisi yang ditekankan agar kita
bersabar adalah :
1. Sabar terhadap musibah.
Sabar terhadap musibah merupakan aspek kesabaran yang paling sering
dinasehatkan banyak orang. Karena sabar dalam aspek ini merupakan bentuk sabar
yang Dalam sebuah hadits diriwayatkan, :
Dari Anas bin Malik ra, bahwa suatu ketika Rasulullah SAW melewati seorang
wanita yang sedang menangis di dekat sebuah kuburan. Kemudian Rasulullah SAW
bersabda, ‘Bertakwalah kepada Allah, dan bersabarlah.’ Wanita tersebut
menjawab, ‘Menjauhlah dariku, karena sesungguhnya engkau tidak mengetahui dan
tidak bisa merasakan musibah yang menimpaku.’ Kemudian diberitahukan kepada
wanita tersebut, bahwa orang yang menegurnya tadi adalah Rasulullah SAW. Lalu
ia mendatangi pintu Rasulullah SAW dan ia tidak mendapatkan penjaganya.
Kemudian ia berkata kepada Rasulullah SAW, ‘(maaf) aku tadi tidak mengetahui
engkau wahai Rasulullah SAW.’ Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya sabar itu
terdapat pada hentakan pertama.’ (HR. Bukhari Muslim)
2. Sabar ketika menghadapi musuh (dalam berjihad).
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda : Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa
Rasulullah SAW bersabda, ‘Janganlah kalian berangan-angan untuk menghadapi
musuh. Namun jika kalian sudah menghadapinya maka bersabarlah (untuk
menghadapinya).” HR. Muslim.
3. Sabar berjamaah, terhadap amir yang tidak disukai.
Dalam sebuah riwayat digambarkan; Dari Ibnu Abbas ra beliau meriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa yang melihat pada amir (pemimpinnya)
sesuatu yang tidak disukainya, maka hendaklah ia bersabar. Karena siapa yang
memisahkan diri dari jamaah satu jengkal, kemudian ia mati. Maka ia mati dalam
kondisi kematian jahiliyah. (HR. Muslim)
4. Sabar terhadap jabatan & kedudukan.
Dalam sebuah riwayat digambarkan : Dari Usaid bin Hudhair bahwa seseorang dari
kaum Anshar berkata kepada Rasulullah SAW; ‘Wahai Rasulullah, engkau mengangkat
(memberi kedudukan) si Fulan, namun tidak mengangkat (memberi kedudukan
kepadaku). Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya kalian akan melihat setelahku
‘atsaratan’ (yaitu setiap orang menganggap lebih baik dari yang lainnya), maka
bersabarlah kalian hingga kalian menemuiku pada telagaku (kelak). (HR.
Turmudzi).
5. Sabar dalam kehidupan sosial dan interaksi dengan masyarakat.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, ‘Seorang muslim
apabila ia berinteraksi dengan masyarakat serta bersabar terhadap dampak
negatif mereka adalah lebih baik dari pada seorang muslim yang tidak
berinteraksi dengan masyarakat serta tidak bersabar atas kenegatifan mereka.
(HR. Turmudzi)
6. Sabar dalam kerasnya kehidupan dan himpitan ekonomi
Dalam sebuah riwayat digambarkan; ‘Dari Abdullah bin Umar ra berkata bahwa
Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Barang siapa yang bersabar atas kesulitan dan
himpitan kehidupannya, maka aku akan menjadi saksi atau pemberi syafaat baginya
pada hari kiamat. (HR. Turmudzi).
Kiat-kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran
Ketidaksabaran (baca; isti'jal) merupakan salah satu penyakit
hati, yang seyogyanya diantisipasi dan diterapi sejak dini. Karena hal ini
memilki dampak negatif dari amalan yang dilakukan seorang insan. Seperti hasil
yang tidak maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan, enggan untuk melaksanakan
ibadah kepada Allah dsb. Oleh karena itulah, diperlukan beberapa kiat, guna
meningkatkan kesabaran. Diantara kiat-kiat tersebut adalah;
1. Mengkikhlaskan niat kepada Allah SWT, bahwa ia semata-mata
berbuat hanya untuk-Nya. Dengan adanya niatan seperti ini, akan sangat
menunjang munculnya kesabaran kepada Allah SWT.
2. Memperbanyak tilawah (baca; membaca) al-Qur'an, baik pada
pagi, siang, sore ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala bacaan
tersebut disertai perenungan dan pentadaburan makna-makna yang dikandungnya.
Karena al-Qur'an merupakan obat bagi hati insan. Masuk dalam kategori ini juga
dzikir kepada Allah.
3. Memperbanyak puasa sunnah. Karena puasa merupakan hal yang
dapat mengurangi hawa nafsu terutama yang bersifat syahwati dengan lawan
jenisnya. Puasa juga merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih
kesabaran.
4. Mujahadatun Nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan
untuk berusaha secara giat dan maksimal guna mengalahkan keinginan-keinginan
jiwa yang cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti malas, marah, kikir,
dsb.
5. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Karena hal
ini akan memacu insan untuk beramal secara sempurna. Sedangkan ketidaksabaran
(isti'jal), memiliki prosentase yang cukup besar untuk menjadikan amalan
seseorang tidak optimal. Apalagi jika merenungkan bahwa sesungguhnya Allah akan
melihat "amalan" seseorang yang dilakukannya, dan bukan melihat pada
hasilnya. (Lihat QS. 9 : 105)
6. Perlu mengadakan latihan-latihan untuk sabar secara pribadi. Seperti ketika
sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah dari pada
menyaksikan televisi misalnya. Kemudian melatih diri untuk menyisihkan sebagian
rezeki untuk infaq fi sabilillah, dsb.
7. Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi'in
maupun tokoh-tokoh Islam lainnya. Karena hal ini juga akan menanamkan
keteladanan yang patut dicontoh dalam kehidupan nyata di dunia.